Selasa, 03 Mei 2016

Filled Under:

Peran Pangeran Aria Soeria Atmadja dalam Bidang Pendidikan di Sumedang

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 2 Mei 2016, Indonesia merayakan HARDIKNAS (hari pendidikan nasional). dan pada saat ini saya akan mengulas mengenai peran salah satu tokoh ikonik Sumedang yaitu Pangeran Aria Soeria Atmadja dalam bidang pendidikan di Sumedang. 

Pangeran Aria Soeria Atmadja merupakan seorang Bupati Sumedang pada Periode 1882-1919. dalam periode itu terdapat banyak pencapaian yang gemilang dalam usaha memajukan Sumedang, salah satunya di bidang Pendidikan. Saat menjabat jadi Bupati Sumedang, Pangeran Aria Soeria Atmadja berhasil mendirikan Sekolah Pertanian di Tanjungsari dengan biaya pribadi.

Pendidikan rakyat umum menjadi perhatiannya yang paling utama, beliau sering memeriksa bangunan sekolah dan pekarangannya, kehadiran siswa, pengetahuan siswa, kebersihan pakaian dan badan. kemudian hubungan antara guru dan orang tua murid pun tidak lepas dari perhatiannya.

Berkat usahanya mendirikan sekolah-sekolah baru di berbagai tempat, perkembangan pendidikan rakyat di Kabupaten Sumedang semakin meningkat. Bahkan Kabupaten Sumedang menjadi kabupaten pertama yang telah mengenal wajib belajar. Pangeran Aria Soeria Atmadja memberi dukungan yang sangat besar dalam hal ini, karena sebagai elite birokrat pribumi ia harus melaksanakan program-program pemerintah, selain karena keinginannya pribadi.

Perkembangan pendidikan tersebut dapat dianggap sebagai realisasi dari Politik Etis yang mulai dicanangkan pada 1901. Pada dekade pertama-kedua awal abad 20, telah didirikan berbagai sekolah untuk bumiputera, yaitu sekolah bumiputera kelas satu yang terbagi dua yaitu Hollands Chineesche School dan Hollandsch Inlandsche School dan sekolah rendah Eropa (ELS). kedua sekolah ini memakai bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Selain itu sekolah rendah dengan pengantar bahasa daerah juga didirikan. sekolah ini disebut sekolah bumiputera kelas dua, sekolah desa (Volkschool), dan sekolah lanjutan (Vervolgschool). Sekolah yang disebutkan pertama di dirikan di distrik-distrik dengan lama belajar 5 tahun; sedangkan sekolah desa pertama kali didirikan pada 1907 dengan lama belajar 3 tahun. sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak desa. Sekolah lanjutan yang baru didirikan pada tahun 1914, lama belajarnya 3 tahun, dan diperuntukkan bagi murid-murid sekolah desa yang berprestasi baik. Pada 1915, sekolah lanjutan dan sekolah kelas satu (HIS) telah berdiri di setiap kabupaten, termasuk Sumedang. (MLK).

0 komentar:

Posting Komentar