Rabu, 23 Maret 2016

Filled Under:

Pencipta Lagu Halo-Halo Bandung Masih Misteri



Halo-halo Bandung
Ibu kota periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak Berjumpa dengan kau
Sekarang sudah menjadi lautan api
Mari Bung rebut kembali

Halo-Halo Bandung bukan ciptaan Ismail Marzuki ?
Siapakah pencipta resmi lagu Halo-Halo Bandung ?


Perdebatan tentang siapa pencipta lagu Halo-Halo Bandung sebenarnya sudah lama terjadi. Di dalam buku Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan yang ditulis Ratnayu Sitaresmi, Pestaraja HS Marpaung menyebutkan bahwa polemik itu mulai terjadi pada 1995.


Pestaraja Marpaung adalah salah seorang pejuang yang sempat bergabung ke dalam Pasukan Istimewa (PI) Indonesia dan turut terlibat langsung dalam peristiwa Bandung Lautan Api. Komponis senior Indonesia, Abdullah Totong (AT) Mahmud, membenarkan adanya polemik mengenai penciptaan lagu perjuangan tersebut.

Di dalam buku Saya Pilih Mengungsi, buku hasil kerja sama Bandung Heritage Society, Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung dan Balai Purbakala Nilai Sejarah dan Tradisi Jawa Barat itu disebutkan bahwa lagu tersebut bukan ciptaan perseorangan melainkan merupakan ciptaan bersama para pejuang di Ciparay, Bandung Selatan, tanpa melihat asal usul suku bangsa.

Hal tersebut dicerminkan dengan penggunaan kata "Halo!" yang adalah sapaan khas pemuda dari Medan, Sumatera Utara, yang ditimbulkan dari pengaruh film-film koboi dari Amerika yang sering diputar pada waktu itu. Ditambah dengan penggunaan kata "beta", bahasa daerah Ambon, Maluku, yang berarti "saya".

Dilansir dari merdeka.com, masih ada orang yang meragukan lagu tersebut adalah ciptaan Ismail Marzuki dengan alasannya, Halo-halo Bandung berirama cepat dan heroik sedangkan, pada umumnya lagu-lagu yang diciptakan oleh Ismail Marzuki berirama lembut dan romantis.

Berikut kutipan dari buku Saya Pilih Mengungsi tentang cerita Pestaraja Marpaung mengenai penciptaan lagu Halo-Halo Bandung dilansir dari id.wikipedia.org.

"Sebagai pejuang, Bang Maung pun turut menyusup ke Kota Bandung, setiap malam, setelah peristiwa Bandung Lautan Api. "Siang hari tidak ada kerja. Jadi di Ciparay ini, anak-anak Bandung dari Pasukan Istimewa tiduran. ‘Eh, lagu yang kemarin itu mana? Halo! Halo Bandung! de-de-de— (berirama menurun).’ Setelah lama, orang Ambon juga ikut. Pemuda Indonesia Maluku itu, di antaranya Leo Lopulisa, Oom Teno, Pelupessy. Sesudah Halo-Halo Bandung, datang orang Ambonnya. Sudah lama beta! tidak bertemu dengan kau!’ Karena itu, ada ‘beta’ di situ. Bagaimana kata itu bisa masuk kalau tidak ada dia di situ. Si Pelupessy-lah itu, si Oom Tenolah itu, saya enggak tahu. Tapi, sambil nyanyi bikin syair. Itulah para pejuang yang menciptakannya. Tidak ada itu yang menciptakan. Kita sama-sama saja main-main begini. Jadi, kalau dikatakan siapa pencipta (Halo-Halo) Bandung? Para pejuang Bandung Selatan,” ucapnya."


Buku 'Saya Pilih Mengungsi' juga bercerita bagaimana lagu tersebut menjadi begitu populer di masa perjuangan kemerdekaan. Pada awalnya lagu itu diperkenalkan suami istri Sandiah dan Soerdjono alias Pak Kasur dan Bu Kasur kepada para pengungsi terutama anak-anak. Pak Kasur menyatakan bahwa lagu tersebut diciptakan oleh para pejuang, sedangkan siapa penciptanya tidak tahu pasti.


Sumber: id.wikipedia.org
              Merdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar