Halo-halo Bandung
Ibu kota periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak Berjumpa dengan kau
Sekarang sudah menjadi lautan api
Mari Bung rebut kembali
Halo-Halo Bandung bukan ciptaan
Ismail Marzuki ?
Siapakah pencipta resmi lagu
Halo-Halo Bandung ?
Perdebatan tentang siapa pencipta
lagu Halo-Halo Bandung sebenarnya sudah lama terjadi. Di dalam buku Saya Pilih
Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan yang ditulis Ratnayu
Sitaresmi, Pestaraja HS Marpaung menyebutkan bahwa polemik itu mulai terjadi
pada 1995.
Pestaraja Marpaung adalah salah
seorang pejuang yang sempat bergabung ke dalam Pasukan Istimewa (PI) Indonesia
dan turut terlibat langsung dalam peristiwa Bandung Lautan Api. Komponis senior
Indonesia, Abdullah Totong (AT) Mahmud, membenarkan adanya polemik mengenai
penciptaan lagu perjuangan tersebut.
Di dalam buku Saya Pilih
Mengungsi, buku hasil kerja sama Bandung Heritage Society, Paguyuban
Pelestarian Budaya Bandung dan Balai Purbakala Nilai Sejarah dan Tradisi Jawa
Barat itu disebutkan bahwa lagu tersebut bukan ciptaan perseorangan melainkan
merupakan ciptaan bersama para pejuang di Ciparay, Bandung Selatan, tanpa
melihat asal usul suku bangsa.
Hal tersebut dicerminkan dengan
penggunaan kata "Halo!" yang adalah sapaan khas pemuda dari Medan,
Sumatera Utara, yang ditimbulkan dari pengaruh film-film koboi dari Amerika
yang sering diputar pada waktu itu. Ditambah dengan penggunaan kata "beta",
bahasa daerah Ambon, Maluku, yang berarti "saya".
Dilansir dari merdeka.com, masih
ada orang yang meragukan lagu tersebut adalah ciptaan Ismail Marzuki dengan alasannya,
Halo-halo Bandung berirama cepat dan heroik sedangkan, pada umumnya lagu-lagu
yang diciptakan oleh Ismail Marzuki berirama lembut dan romantis.
Berikut kutipan dari buku Saya
Pilih Mengungsi tentang cerita Pestaraja Marpaung mengenai penciptaan lagu
Halo-Halo Bandung dilansir dari id.wikipedia.org.
"Sebagai pejuang, Bang Maung
pun turut menyusup ke Kota Bandung, setiap malam, setelah peristiwa Bandung
Lautan Api. "Siang hari tidak ada kerja. Jadi di Ciparay ini, anak-anak
Bandung dari Pasukan Istimewa tiduran. ‘Eh, lagu yang kemarin itu mana? Halo!
Halo Bandung! de-de-de— (berirama menurun).’ Setelah lama, orang Ambon juga
ikut. Pemuda Indonesia Maluku itu, di antaranya Leo Lopulisa, Oom Teno,
Pelupessy. Sesudah Halo-Halo Bandung, datang orang Ambonnya. Sudah lama beta!
tidak bertemu dengan kau!’ Karena itu, ada ‘beta’ di situ. Bagaimana kata itu
bisa masuk kalau tidak ada dia di situ. Si Pelupessy-lah itu, si Oom Tenolah
itu, saya enggak tahu. Tapi, sambil nyanyi bikin syair. Itulah para pejuang
yang menciptakannya. Tidak ada itu yang menciptakan. Kita sama-sama saja
main-main begini. Jadi, kalau dikatakan siapa pencipta (Halo-Halo) Bandung? Para
pejuang Bandung Selatan,” ucapnya."
Buku 'Saya Pilih Mengungsi' juga
bercerita bagaimana lagu tersebut menjadi begitu populer di masa perjuangan
kemerdekaan. Pada awalnya lagu itu diperkenalkan suami istri Sandiah dan
Soerdjono alias Pak Kasur dan Bu Kasur kepada para pengungsi terutama
anak-anak. Pak Kasur menyatakan bahwa lagu tersebut diciptakan oleh para pejuang,
sedangkan siapa penciptanya tidak tahu pasti.
Sumber: id.wikipedia.org
Merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar